April 07, 2012

kebodohan dan prasangka

jauhkan segala prasangka yang menggunung setiap menit.yang menggulung segala kesenanganmu menjadi curiga dan kekecewaan.
acuhkan segala hal yang bisa mengindikasikan serangan kesedihan didirimu.
maju dan tersenyum, jangan sekalipun menoleh ke belakang. semenitpun jangan. hanya untuk melihat sebentar apa yang terjadi di belakangmu.
jangan sampai jebakannya menangkapmu. dan menyiksamu perlahan.
yang bagus akan memburuk sedikit demi sedikit. yang cantik akan memudar. tawa terhapus kesedihan. canda ditindih kemurungan. kepercayaan diracuni prasangka. 
kemarahan yang menyerangmu. bisa kau tepis dengan sejuta sikap acuh dan masa bodoh. 
masa bodoh. masa bodoh denganmu. masa bodoh dengannya. masa bodoh dengan semuanya. persetan dengan segala sikap dan tingkahnya. kata-kata kasarnya dan kesinisannya tak akan pernah berarti apa-apa. omong kosong. tak berharga. nol besar. kata-katanya yang dibumbui ratusan juta kesinisan dan emosi tak berlaku. hanya berlalu begitu saja. dan menghilang. tanpa bekas sedikit pun. secuil pun. setetes pun. semilitetes pun, tidak. silahkan bersikap begitu, dengan segala hormat tak akan ada yang akan menghalangi segala bentuk tingkah kasarmu. acuhmu membuatku kasihan. kau bukan ingin diacuhkan. lewat acuhmu, kau mencari perhatian yang kau buang demi sebuah gengsi. 
prasangka yang tadinya menggelungku. keheranan dan seribu pertanyaan yang tadinya bersarang di hati dan nalarku. hilang tersapu tornado masa bodoh. bbeeeeeuuuuggghhh,,,,
astaghfirullah.




salam saya


ndah


lupa tanggal brapaka tulis ini.

April 02, 2012

ke(tidak)beruntungan

menilai seberapa beruntung dirimu, tidak hanya dapat dilihat dari jumlah temanmu, dari berapa banyak orang yang mengenalmu, ataupun dari banyaknya jumlah orang-orang yang menyayangimu, seberapa banyak kau memenangkan undian, mendapatkan hadiah, mendapatkan apapun yang kau mau. apapun itu, yang bisa kau raba ataupun hanya bisa tersentuh oleh nalar dan perasaanmu. saya rasa apa yang dinamakan beruntung masih jauh dari itu.
bicara soal beruntung ataupun kurang beruntung. saya masih merasa tidak seberuntung orang-orang di sekelilingku. hari ini saya berupaya mengasihani diriku yang sepertinya selalu saja dilingkupi, dikungkung oleh segala hal yang berbau tidak beruntung.
banyak hal yang membuatku merasa seperti itu. ini bukan curhatan kosong tak berguna keluhan galau untuk kalian baca. jangan mengasihaniku saat kalian-mungkin- saja sedang membaca atau tidak sengaja membaca tulisan yang agak sedikit ngaco dan memprihatinkan ini.
seberapa yakin kita jika sebenarnya kita ini termasuk sebagai orang yang beruntung? dan seberapa yakinkah saya, bahwa sebenarnya saya juga beruntung. mungkin saja beruntung, seberuntung kalian. masuk ke dalam golongan "kita" ada hal, banyak hal yang sebenarnya ingin saya tumpahkan disini. sebanyak tumpahan minyak di samudera yang mencemari habitat hidup ikan dan teman-temanya. tapi percayalah, insyaAllah hal yang saya akan tumpahkan ini tidak mencemari kalian. saya tidak pernah bermaksud, sedikitpun tidak pernah terlintas di benakku untuk membagi kesusahanku, kesedihanku sehingga mencemari kesenangan kalian.
mengapa saya merasa tidak beruntung? pertanyaan ini kadang datang menyerangku. tidak hanya sesekali. seringkali beruntun, terus-menerus mencekoki otakku dengan akarnya yang seiring berlalunya detik semakin kuat.  saya selalu bertanya itu kepada diri saya. saya tau jawabannya. bahkan saya bisa menjelaskan alasan dari jawaban yang saya limpahkan untuk pertanyaanku ini. setiap saya menjawabnya dengan segala tetekbengek alasan-alasan yang masuk akal, dengan alasan yang kuat dan bisa diterima. sekuat itu juga bahasa penyangkalanku bertahan. bertahan pada poin "ketidakberuntungan". entahlah. saya bisa mengatakan saat ini juga, kalau setiap manusia memiliki porsinya masing-masing baik dalam hal keberuntungan dan ketidakberuntungan dan kekurangberuntungan yang menimpanya. saya juga bisa memposisikan diriku untuk membuatnya mengerti akan ketetapan itu.
sejuta satu alasan pembenaran dan pembelaan tentang seberapa beruntungnya diriku akan dilawan oleh sepuluh juta satu alasan penyangkalan yang membuktikan ketidakberuntunganku. bahwa saya adalah manusia yang paling malang, bodoh, yang patut dikasihani, dibohongi dengan sejuta topeng senyum palsu. di satu sisi lain saya merasa beruntung. di satu sisi lainnya yang memiliki wilayah yang luasnya sepuluh kali lipat dari sisi beruntung saya, diduduki oleh ketidakberuntungan saya. apa sebenarnya beruntung itu? apa sebenarnya ketidakberuntungan itu? apa yang menguntungkan dari merasa beruntung, lebih beruntung ataupun sangat beruntung. dan apa yang merugikan dari merasa kurang beruntung ataupun sama sekali tidak beruntung.

salam saya, 



ndah

12.51 am
28 03 2012

Maret 27, 2012

sedikit cerita tentangnya ^^

hanya sedetik rasanya kembali bertatap dengannya.
senyumnya kembali terbayang dibenakku, disaat malam mulai memeluk senja.
canda tawa berbalut sedikit kata-kata kasar, mencairkan suasana kaku menyebalkan karena terlalu lama membuatnya menunggu.
saat berjalan menemuinya. menuju tempatnya menungguku, berjuta prasangka terlintas di benakku. marahkah dia? kesalkah dia dengan ulahku. akankah ia kembali menyemprotku dengan jutaan kata-kata samar yang tak mampu kucerna dalam waktu singkat. entahlah. yang terpenting, hari ini kami bertemu setelah sekian lama. senangnya. sepertinya dia juga senang. kukira. semoga saja. 
kembali teringat, kemarin saat dia telah berpindah pulau, mampir sebentar di kota ini. bertemu dengan sedikit keluarganya disini. dan mungkinkah juga bertemu denganku? entahlah. semoga. ponsel bututku dengan sticker vespa biru yang senada dengan warna ponselku, berbunyi. bukan saya yang pertama kali melihat nama kontaknya tertera di layar ponselku. tapi temanku.
"siapa?", kataku.
"blablabla...", kata temanku.
"oooohh". rasa kaget, bingung, bercampur. tumben, dia menelpon. 
dia mengajak bertemu. hari ini. sayang saat itu, saya tidak bisa. terlalu sibuk. dan terlalu malas untuk duduk berlama-lama, berpanas-panas duduk di atas pete-pete. besok saja, kutawarkan opsi itu. dia mengiyakan. 
dia berpesan untuk mengajak teman-teman lainnya. kuindahkan. ku sms semua teman-temanku, yang telah lama tak bertemu, yang nomornya tersimpan diponselku. sudah. dan hanya satu yang mengiyakan bisa bertemu besok.
saya sampai ditempatnya menungguku. kalimat pertama yang kudengar omelan darinya yang bosan menungguku hampir selama dua jam-katanya-. tak mau kalah, saya balik mengomelinya, walaupun pada kenyataannya saya yang salah. biarlah, toh, kami menikmatinya. saling mencaci, mengomel, marah-marah. aneh. tapi sesungguhnya, kami senang. akhirnya bisa bertemu lagi setelah sekian lama. hari itu kami habiskan untuk menonton, kami bertiga saat itu. kubuat dia semakin gemas denganku dengan segala tingkah laku anehku. saya ingin itu, saya ingin itu, mau itu, itu, dan itu....blablabla...dan seterusnya. dia mengiyakan. senangnya. kapan lagi bisa begini. lima jam kemudian kami semua berpisah. sedihnya. belum puas saya berbagi dengannya dan dengan temanku yang satu lagi. belum puas kami bercerita. kurasa dia juga belum puas menceramahi kami tentang ini, itu, dan blablabla sebagainya. belum puas saya mengejeknya yang kami tafsirkan menyukai temanku yang saat itu tidak bisa hadir. besok kami akan mengunjungi rumah temanku yang tidak datang itu. untuk bertemu dengannya tentu saja. dan untuk mengejeknya. tapi sayang saat itu hujan dan angin kencang ingin bermain sepuasnya. tak memberikan kami waktu untuk bertandang ke rumah temanku itu. rencana berkunjung batal. besok dia akan pulang. rasanya belum puas menghabiskan waktu dengannya. berkali-kali kukirimi dia pesan singkat lewat ponsel. memastikan kepulangannya esok hari. berharap dia akan membatalkannya. dan memenuhi egoku untuk kembali bersama berbagi hari. tidak bisa. besok dia pulang. dia pulang, dan entah kapan kami bisa bertemu lagi. dua tahun kemudian, mungkin. atau saat dia telah meraih gelar sarjana, mungkin. atau mungkin saat saya menikah, mungkin. dia sudah janji akan menghadiri pernikahanku yang entah kapan akan terlaksana. beberapa menit lalu saya masih mengiriminya pesan singkat, memastikan kepulangannya. jawabannya tetap sama. 


25 maret 2012

Maret 23, 2012

kemarin, besoknya kemarin, dua hari setelah kemarin

kemarin entah apa yang terpikir. tidak ada. sudah lupa. 
mungkin ingat, tapi malas mengingatnya.
besoknya kemarin apa yang kulakukan. apa yang kupikirkan. apa yang kurencanakan.
mmm...sama saja. tetap lupa. kalaupun ingat. saya tetap saja malas mengingatnya.
dua hari setelah kemarin. entah apa yang akan kupikirkan. entah apa yang akan kulakukan.
dan entah apa yang akan kurencanakan.
entahlah. saya tidak tau.
sepertinya saya akan memulainya dari punggungku. 
saya akan mencari apa yang salah dengan punggungku.
setelah itu?
setelah itu, saya juga tidak tau. entahlah
saya malas memikirkannya. biarkanlah dua hari setelah kemarin berjalan semestinya.
berjalan seperti apa adanya. 
setelah kemarin. malam setelah kemarin. saat ini. langit menghitam. (atau membirupekat)
tak ada yang bisa kuperbuat. selain bersyukur. merenung. dan mohon maaf.
kemarin. setelah kemarin. dua hari setelah kemarin. 
saya ingat yang saya-akan-lakukan, bersyukur untuk semuanya.
:)


ndah

kopikopikopi

hari itu saya menyadari satu hal yang terlewatkan.
ternyata saya menyukai kopi. saya mencintai kopi.
sama dengan saya mencintai susu dan coklat.
pertama saya merasakan cita rasa yang diberikan kopi, 
saya langsung menyukainya.
kejadian ini, memang berlangsung belum lama dari sekarang.
walaupun kandungan kopi sangat berbahaya untuk kesehatanku, 
itu tidak menjadi penghalangku untuk tetap menyukainya.
sangat suka.
saya suka rasa pekatnya. pahitnya yang bercampur sedikit rasa manis dari gula, membuatnya semakin istimewa.
aromanya yang khas, menjadi semacam aroma terapi yang membuatku tenang.
disaat senang, saya menikmati kopi. membuat perasaan senangku semakin lengkap dan bertambah.
disaat saat merasakan sesak. saya menikmati kopi. kopi membuat sesak yang kurasa hilang, tergantikan oleh rasa dan aromanya yang nikmat.
disaat sedih melanda dengan atau tanpa alasan yang jelas. segera saya menikmati kopi. memasak beberapa mililiter air. membuat campuran kopi dan gula dalam gelas. dan menyeduhnya dengan air panas yang baru saja mendidih. menikmati aroma yang keluar saat dia diseduh. mendengarkan suara merdu dari air panas yang bercampur dengannya. mengaduknya dengan perlahan. membuatnya menyatu menjadi larutan yang bersenyawa. semua proses ini membuatku lupa, kalau saat itu saya sedang bersedih. sungguh, kopi telah menjadi salah satu penolongku. menikmatinya menjadi sebuah kemewahan tersendiri. tak peduli bahkan jika dia bisa saja berbalik untuk menyerangku. saat ini yang kutahu. saat ini yang kuusahakan, adalah berusaha untuk memahaminya, bersahabat dengannya. berharap dia bisa berbalik memahamiku. 


senang bisa mengenalmu,



140212


menulis ini ditemani se-mug kopi hangat. :)

gambarnya dapat dari eyang google  :)

Februari 13, 2012

bisa

bisa-bisanya saya. biasakan saja. biasanya hanya sesaat. lalu perlahan hilang. dan kembali seperti biasanya. seperti biasa yang tak tersentuh perubahan. perubahan memang akan mengubah sesuatu yang sudah jadi biasa.

Februari 08, 2012

dia yang meminta

hari ini seperti biasa, sebenarnya bukan biasa, tapi dibiasakan dan terpaksa biasa, saya dan beberapa teman menghabiskan waktu di kantin kampus, yang biasa kami sebut "kolong". kantin yang dilengkapi dengan sinyal internet gratis, membuatku tergoda untuk mengecek beberapa akun jejaring sosialku. setelahnya, saya membaca beberapa blog yang suka saya baca. setelahnya saya iseng membukamu. blogku. dan teman disampingku akhirnya mengomentari, tidak percaya jika saya memiliki blog. hhhhaaahh!!! memangnya saya tidak punya potongan sebagai pemilik sebuah blog apa??? hahaha...tetapi tidak mengapa. akhirnya dia memintaku untuk menulis sesuatu tentangnya. tentang dia. saya sebenarnya tidak terlalu bisa...tidak bisa menulis sesuatu, mendiskripsikan seseorang dalam sebuah tulisan, dengan rangkaian kata dan kalimat yang apik dan indah dibaca. percayalah, saya bukan orang seperti itu. saya dongo!
dia yang meminta. dan saya berusaha menyanggupi. walaupun tidak terlalu bagus. maafkan. mari tertawa...ahahahaha...
dia adalah sosok wanita. dia seorang perempuan. dengan dua nama yang merepresentasikan dua gender yang berbeda. dia cantik. berhati-hati dalam bertindak. memikirkan segalanya dengan sangat matang. dan berujung pada keputusan yang tidak disangka-sangka. pendek kata dia adalah sosok yang memiliki banyak pertimbangan. dia cantik. banyak yang berjibaku untuk merebut dan menaklukkan hatinya, (percayalah saya dibayar dengan sejumlah uang saat menulis ini). saat ini dia dalam kondisi yang sangat semangat untuk menjadi seorang sarjana. ucapkan selamat kepadanya. doakan dia semoga segala urusannya dilancarkan olehNya. satu lagi, saat menulis ini, temanku yang disamping lainku, meminta untuk didoakan, agar dia bisa menyusulku menjadi seorang sarjana. maka doakanlah mereka. aminkan segala doa-doa mereka. tidak hanya itu, lewat tulisanku yang agak ngawur ini, saya memintamu dan memintaNya agar semua temanku, saudara-saudaraku ini segera sadar dari tidur panjangnya. segera menyusulku dan teman-temanku yang lain menjadi seorang yang bukan lagi seorang mahasiswa. Amiiin ya Rabb.
dia yang meminta dituliskan ini, tolong segera didoakan.
makasih.



salam


-ndah