senyumnya kembali terbayang dibenakku, disaat malam mulai memeluk senja.
canda tawa berbalut sedikit kata-kata kasar, mencairkan suasana kaku menyebalkan karena terlalu lama membuatnya menunggu.
saat berjalan menemuinya. menuju tempatnya menungguku, berjuta prasangka terlintas di benakku. marahkah dia? kesalkah dia dengan ulahku. akankah ia kembali menyemprotku dengan jutaan kata-kata samar yang tak mampu kucerna dalam waktu singkat. entahlah. yang terpenting, hari ini kami bertemu setelah sekian lama. senangnya. sepertinya dia juga senang. kukira. semoga saja.
kembali teringat, kemarin saat dia telah berpindah pulau, mampir sebentar di kota ini. bertemu dengan sedikit keluarganya disini. dan mungkinkah juga bertemu denganku? entahlah. semoga. ponsel bututku dengan sticker vespa biru yang senada dengan warna ponselku, berbunyi. bukan saya yang pertama kali melihat nama kontaknya tertera di layar ponselku. tapi temanku.
"siapa?", kataku.
"blablabla...", kata temanku.
"oooohh". rasa kaget, bingung, bercampur. tumben, dia menelpon.
dia mengajak bertemu. hari ini. sayang saat itu, saya tidak bisa. terlalu sibuk. dan terlalu malas untuk duduk berlama-lama, berpanas-panas duduk di atas pete-pete. besok saja, kutawarkan opsi itu. dia mengiyakan.
dia berpesan untuk mengajak teman-teman lainnya. kuindahkan. ku sms semua teman-temanku, yang telah lama tak bertemu, yang nomornya tersimpan diponselku. sudah. dan hanya satu yang mengiyakan bisa bertemu besok.
saya sampai ditempatnya menungguku. kalimat pertama yang kudengar omelan darinya yang bosan menungguku hampir selama dua jam-katanya-. tak mau kalah, saya balik mengomelinya, walaupun pada kenyataannya saya yang salah. biarlah, toh, kami menikmatinya. saling mencaci, mengomel, marah-marah. aneh. tapi sesungguhnya, kami senang. akhirnya bisa bertemu lagi setelah sekian lama. hari itu kami habiskan untuk menonton, kami bertiga saat itu. kubuat dia semakin gemas denganku dengan segala tingkah laku anehku. saya ingin itu, saya ingin itu, mau itu, itu, dan itu....blablabla...dan seterusnya. dia mengiyakan. senangnya. kapan lagi bisa begini. lima jam kemudian kami semua berpisah. sedihnya. belum puas saya berbagi dengannya dan dengan temanku yang satu lagi. belum puas kami bercerita. kurasa dia juga belum puas menceramahi kami tentang ini, itu, dan blablabla sebagainya. belum puas saya mengejeknya yang kami tafsirkan menyukai temanku yang saat itu tidak bisa hadir. besok kami akan mengunjungi rumah temanku yang tidak datang itu. untuk bertemu dengannya tentu saja. dan untuk mengejeknya. tapi sayang saat itu hujan dan angin kencang ingin bermain sepuasnya. tak memberikan kami waktu untuk bertandang ke rumah temanku itu. rencana berkunjung batal. besok dia akan pulang. rasanya belum puas menghabiskan waktu dengannya. berkali-kali kukirimi dia pesan singkat lewat ponsel. memastikan kepulangannya esok hari. berharap dia akan membatalkannya. dan memenuhi egoku untuk kembali bersama berbagi hari. tidak bisa. besok dia pulang. dia pulang, dan entah kapan kami bisa bertemu lagi. dua tahun kemudian, mungkin. atau saat dia telah meraih gelar sarjana, mungkin. atau mungkin saat saya menikah, mungkin. dia sudah janji akan menghadiri pernikahanku yang entah kapan akan terlaksana. beberapa menit lalu saya masih mengiriminya pesan singkat, memastikan kepulangannya. jawabannya tetap sama.
25 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar