Oktober 09, 2010

emosi dan kita

sering kali kita lupa dengan apa yang seharusnya orang rasakan jika kita berada pada posisinya. ego kita mengalahkan semua rasa tenggang rasa yang sejak SD telah diajarkan dengan sabar oleh ibu guru kita. semuanya menjadi salah manakala apa yang kita inginkan ternyata tidak sesuai dengan harapan kita. kita menuntut agar semuanya berjalan semestinya, seperti apa yang kita inginkan. naif sekali...
apakah setiap kali kamu merasa sedih, maka saya juga harus bersedih? tanpa adanya rasa pengertian dari dirimu tentang apa yang sebenarnya saya rasakan. bisa saja pada saat itu saya merasa amat sangat senang karena mendapatkan berkahan limpahan dari-Nya yang tak ternilai... jalan-jalan keliling Eropa misalnya?? atau mendapatkan voucher belanja gratis di smua toko buku yang ada di kota ini, dengan limit harga yang...bisa dibilang tidak sedikit untuk ukuran seorang saya. apakah saya juga harus merasakan kesedihanmu dan harus larut kedalamnya seperti apa yang sedang terjadi padamu? terpuruk, sedih, marah pada situasi yang mengharuskanmu merasakan kesedihanmu itu? lalu bagaimana dengan rasa bahagia yang kurasakan pada saat yang bersamaan dengan rasa kesedihanku?? should I ignore it??? 
kasihan skali saya...harus ikut merasakan kesedihanmu dan membuang kesenanganmu.
apa jadinya dengan kebahagiaanku? bisa saja rasa bahagia yang sekarang saya rasakan adalah kebahagiaan yang datang untuk terakhir kalinya dalam hidupku. lalu apakah kamu mau bertanggungjawab dengan bersedia menghadirkan bahagia itu yang nilainya setara dengan kebahagiaan yang seharusnya kurasakan saat kamu malah menuntutku jatuh jauh ke dalam kesedihanmu?
lupakan soal kasus BAHAGIA tadi. anggaplah disaat kamu sedih, saya juga merasakan hal yang sama, hanya saja rasanya 100 kali lipat lebih parah dibanding dengan apa yang kamu rasakan. apakah kamu rela jatuh bersedih, bermenye-menye merasakan kesedihan bersamaku???
kita memang terikat oleh rasa kebersamaan yang sudah lama kita rajut bersama. rasa yang amat sangat sayang untuk kita pecahkan hanya karena ego yang tidak berarah. 
haruskah kita larut dalam emosi kita yang berkepanjangan?
ada baiknya, dan memang sebaiknya, mulai sekarang kita harus belajar memahami situasi orang lain saat kita merasa kitalah yang paling penting untuk diperhatikan saat ini. 
baiknya kita merasakan apa yang dia rasakan dengan belajar menempatkan diri kita di posisinya.
apa salahnya dengan rasa toleransi? 
apa yang salah dengan pengertian???
saya akan belajar keras untuk ini,  belajar dengan mulai memahami apa yg saya tulis saat ini, 
mulai belajar memahami apa yang saya rasakan saat ini, kemarin, dan mencoba menerka apa yang saya rasakan esok hari.
saya akan belajar dan berusaha.
dan alangkah baiknya, jika kamu juga mau berusaha seperti saya.
belajar memahami diri kita dan orang lain.
tidak lain, karena saya sebenarnya menyayangimu...


pelukku untukmu
Ndah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar